Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Sekolah Demi Pekerjaan: Salah Kaprah Konsepsi Pendidikan.

Anak-anak di negeri ini tak sedikit yang meletihkan diri menempuh jarak beribu-ribu kilometer untuk belajar, menuntut ilmu. Sekolah maupun kuliah. Tertanam dan, mungkin, ditanamkan dalam ke dalam benak mereka bahwa tingginya tingkat pendidikan akan sebanding dengan mudahnya mencari nafkah kehidupan. Saya sederhanakan, mereka sekolah tinggi demi angan-angan untuk meraih jabatan pekerjaan yang tinggi!. Dan keyakinan yang seperti ini salah. Lalu siapa yang mula menanamkan benih cita-cita ‘ salah kaprah ’ itu? Materialisme, ya benar materialisme.

Introduction to Islamic Economics

I. Basic Concepts of Islamic Economics 1.1. Definition of Islamic Economics Islam is a religion of Kaaffah (comprehensive)). No single dimension of human life both with regard to his relationship with the creator of universe (Hablumminallah) as well as human relations (Hablumminannas) but Islam gave the rules are very complete and clear. The rules are to be realized by each individual if he wants to get that ultimate happiness (al-Falah). Along with the collapse of communism and the collapse of capitalism is facing the problems of humanity, especially in the economic field which is characterized by a global recession in the countries that embrace the capitalist system. then Islam is considered to be an alternative solution (even the only alternative-pen) for solving the problems faced by mankind. Therefore the economic studies of Islamic or Sharia sometimes also called the economy becomes a necessity for Muslims, even for the whole of humanity even to the exclusion of thei

Islam Nusantara; Menjawab Kemarahan Para Pembencinya.

Islam Nusantara sebagai suatu indetitas keberagamaan di Indonesia sedang populer akhir-akhir ini. Saya haqqul yaqin , beberapa tahun yang akan datang akan banyak ormas Islam di dunia yang berusaha mengklaim sebagai penggagasnya. Dan kita semua mengetahui dan tidak bisa menampik bahwa Nahdlatul Ulama adalah pencetus dan asal muasal konsep Islam kultural yang membumi ini.

NU Jambi. Kemana Arahmu?

Ini kenyataan pahit, namun aku harus menuliskannya. Semoga ada seseorang atau lebih yang membacanya lantas tergerak hatinya untuk ikut serta di dalam membesarkan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama. Tentu secara ikhlas, terkoordinasi dan bersungguh-sungguh.. Sebagai seorang perantau di kota Jambi ini semenjak awal hatiku cukup terhenyak menyaksikan fenomena sosial, praktek agama dan politik. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan peran serta Nahdlatul Ulama di dalam membangun peradaban Islam yang maju, berkarakter dan sejuk. Di tengah-tengah semakin dibutuhkannya peran serta Nahdlatul Ulama dalam kaitannya merekatkan berbagai elemen bangsa atas berbagai ancaman yang mengepungnya. Kemiskinan, kebodohan, rendahnya layanan kesehatan, bobroknya akhlak generasi muda bangsa dan penegakan supremasi hukum di daerah ini. Aku hanya mampu tersenyum kecut. Yah, dengan emosi meradang di sisi lain demi melihat Nahdlatul Ulama kurang mampu menampilkan peranannya di tengah-tengah semua itu. Khu

Syaikh Muhammad Aly bin Syaikh Abdul Wahhab Kuala Tungkal

..Djambi, ya Djambi. Dalam ejaan lama. Kedepannya mata permirsa akan saia paksa untuk membaca kata itu, Djambi. Nah, perjalanan kita kali ini sampai ke hadhirat maqom Kanjeng Syaikh Muhammad Aly bin Syaikh Abdul Wahhab rahimahumuLlah. Beliau disebut-sebut sebagai salah satu dari sekian banyak santri Mbah Nawawi Jambul Purworejo. Ekspedisi Sarkub Regional Djambi berikutnya akan menguak lebih jauh eksistensi Ulama-Ulama sepuh dan syuhada' di pelosok-pelosok Djambi lainnya. Mari menapak jejak, meneladani, ngalap ibarah dan ngalap berkah dari derajat luhur mereka. Salam Sarkub Regional Djambi!