Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

MEKANISME PASAR KARET RAKYAT JAMBI PENUH RIBA, BAGAIMANA BISA? ?

Islam adalah agama yang dianut mayoritas penduduk di Provinsi Jambi. Jika merujuk data statistik BPS, berkisar angka 38.000.000 jiwa penduduk Jambi adalah Muslim. Dan dari angka tersebut sebagian besar bekerja di sektor perkebunan alias petani. Namun demikian, indikator mikro di daerah yang dinominasi kaum muslimin ini terbilang masih rendah. 

KRITIK KEPADA KITA

Berapa banyak yang membesar di kampus, tapi mengecil di masyarakat. Menjadi jagoan di kampus,  menjadi sandera di masyarakat. Kampus itu tempat berlatih, masyarakat medan tempurnya. Jangan terbalik. Anda aktivis BEM? BPM? UKM? Pecinta Alam? Tanyakan pada dirimu: Jadi apa di masyarakat? 

VIRAL #JihadTolakFDS

#JihadTolakFDS Gelagat Muhadjir Effendi tetap bersikeras memberlakukan Full Day School kelihatannya terbukti. Meskipun masyarakat luas menolak, baik di daerah-daerah m aupun di media sosial namun hal ini ditanggapi dingin. Bahkan  Meski Presiden Jokowi sudah menyatakan bahwa pelaksanaan Full Day School  ( FDS ) harus ditunda, menunggu Perpres yang sedang disusun, tapi informasi di lapangan, kebijakan itu tetap berlangsung. Bahkan, Dinas Pendidikan di beberapa daerah terlihat mulai memaksakan pelaksanaan kebijakan kontroversial ini. Argumentasi mereka, karena Permendikbud no. 23 Tahun 2017 sebagai dasar hukum   FDS   belum dicabut, sehigga tetap harus diterapkan. Lihat Berita: Jokowi dan Muhadjir Akan Dicatat Sejarah sebagai Pembunuh Madrasah Diniyah

Tragedi Zoya: Buah Dakwah Kekerasan dan Frustasi Sosial

Muhammad Al Zahra alias  Zoya nama lelaki itu. Lelaki yang dalam pemenuhan nafkah keluarganya sehari-hari dengan menyediakan jasa perbaikan elektronik. Di hari nahas itu, ia mampir ke musholla untuk bersembahyang Ashar. Warga Bekasi ini sama sekali tidak menyangka bahwa teriakan salah satu penduduk Desa Hurip Jaya Kecamatan Babelan Bekasi itu untuk dirinya. Teriakan ' maling '!. Ya, maling.. Demi melihat motor Zoya memuat amplifer dan peralatan elektronik lantas semudah itu masyarakat menuduh, menghakimi bahkan mengeksekusi lelaki yang istrinya sedang mengandung itu. Tanpa ditanya, tanpa ditabayyuni. Beberapa berita yang beredar, bahkan hingga ratusan warga Hurip Jaya yang gelap mata dan ambil bagian dalam eksekusi mati itu. Tak cukup mati, namun juga dengan cara kematian dibakar hidup-hidup. Naudzubillah . Kejadian bar-barian ini setidaknya menunjukkan dua kebobrokan yang bukan saja memperihatinkan. Namun juga menunjukan dua gejala penyimpangan sosial. Pertama

Madzhab dalam Ekonomi Islam

Dewasa ini pengembangan kurikulum studi ekonomi Islam setidaknya masih mengacu kepada pemikiran tiga madzhab besar, yaitu: madzhab Baqir as-Sadr, madzhab mainstream dan madzhab Alternatif Kritis [1] . Penganut madzhab Baqir as-Sadr menyakini bahwa ilmu ekonomi dan Islam tidak akan pernah bisa sejalan. Terdapat dikotomis dan garis tegas diametral antara keduanya. Dalam hal ini disebutkan bahwa ilmu ekonomi itu muncul dilatarbelakangi keinginan manusia yang tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia untuk memuaskan keinginan manusia terbatas. Sementara Madzhab as-Sadr, al-Qur’an menolak aksioma tersebut. Dimana Islam tidak mengenal sumber daya sebagaimana pernyataan al-Qur’an, dan problem ekonomi itu sendiri muncul semata-mata karena faktor keserakahan manusia. Lebih ekstrim lagi, Madzhab as-Sadr juga menolak pengistilahan ekonomi Islam dan lebih memilih istilah al-Iqtishaad guna mengembalikan makna dasarnya, yaitu keseimbangan ( equilibrium ).

WAHABI BAGI PEMULA

Kata kunci dan tema sentral dari fatwa para ulama Wahabi Salafi berkisar pada (a) bid'ah; (b) syirik; (c) kufur; (d) syiah rafidlah kepada kelompok Islam atau muslim lain yang tidak searah dengan mereka. Kita akan sering menemukan salah satu dari 4 kata itu dalam setiap fatwa mereka.  Dalam memberi fatwa, tokoh utama ulama Wahabi Salafi akan mengutip ayat dan hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa ulama, mereka akan cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah atau Ibnul Qayyim. Selanjutnya, mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para pengikut Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta pada ulama Wahabi.   

Dr. Ruchman Basori: Swadaya Nasionalisme dan Perlawanan

Ruh perjuangan selalu mengalami pasang surut. Dan guna me- recharge , maka bermajelis dengan kaum alim adalah salah satunya jalan. Tanpa itu, jiwa seseorang akan diliputi kecongkakan, takabur dan sifat jumawa. Kalian masih ingat hikayat kecerobohan yang membingungkan masyarakat oleh Sugi, Somad dan Cak Nun, bukan? Maka mengajilah yang jelas-jelas saja sumber keilmuannya. Ada quote menarik pada kajian senja tadi. Redaksi sanadnya muttasil dari Gus Dr. Ruchman Basori sendiri. Kejadiannya saat beliau sedang sowan Ndara Habib Luthfi bin Yahya. Saat itu beliau, Gus Ruchman bertanya kepada Ndara Habib tentang cara mensikapi para tokoh NU kultural ataupun struktural baik mereka itu bergelar Kiai, Ustadz, Gus, Lora, Ajengan, Doktor ataupun Professor sekalipun yang dalam perilaku baik verbal maupun non verbal. Baik melalui rekaman lisan ataupun tulisan media sosial yang gemar menghujat dan atau mecaci maki PBNU dan banom-banomnya baik secara kelembagaan ataupun individunya tanpa up

JAMBI DAN LANGKAH CINTA KIAI SAID

Jambi mungkin tak sepopuler daerah atau provinsi lain dalam layar televisi. Tenang, sejuk dan damai adalah kuncinya. Nyaris tanpa gejolak yang layak diberitakan ke penjuru Nusantara. Bumi yang elok bertabur nilai-nilai keindahan Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Hari ini, Kamis 3 Agustus 2017 beliau al-Mahbuub al-Mukarrom Rois al-Tanfizhiyyah Nahdlatul Ulama Dr. KH. Said Agil Siradj memberkahi Bumi Siginjei ini. Di antara gempita rindu umat Islam dan harapan petunjuk dan arahan Ulama. Beliau hadir di sini.

MBAH YUSA YUDHA; SYUHADA DESA PANEBASAN - KEDUNGREJA - CILACAP

Dahulu kala, dahulu sekali, Desa Panebasan adalah kampung induk bagi dusun Jatisari dan Cikelapa. Kini, dusun-dusun itu sudah berkembang menjadi desa mandiri. Sebagaimana banyak pedesaan di banyak tempat di Indonesia, di Panebasan pun tak sepi dari hikayat heroisme kepahlawanan dari kalangan Ulama penebaran ajaran Islam. Mbah Yusa Yudha misalnya, merupakan tokoh pergerakan yang melawan kolonialis Belanda pada kuru n tahun 1777 M, atau 240 tahun silam. Bersama empat saudara seperguruannya, Mbah Yusa Yudha memimpin perlawanan ala jawara. Benar, perlawanan ini dilakukan oleh lima pendekar ini hanya dengan tangan kosong alias tanpa senjata!. Kondang sebagai pendekar pilih tanding. Mbah Yusa Yudha diyakini oleh para sesepuh hari ini, memiliki aneka ilmu jaya kawijayan dan penempuh olah kesentikan. Demikian setidaknya info yang penulis dapat dari penuturan Bapak Tunut, juru kunci makam generasi ke tiga. Hingga hari ini makam tersebut masih banyak yang diziarahi, ataupun sekedar be

Kekerasan dan Budaya Islam

Oleh: Abdurrahman Wahid Pagi hari, pada waktu pencoblosan pemilu legislatif tahun ini penulis kedatangan seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, yang datang mewawancarai penulis dalam rangka mencari/riset negeri kita. Sebagaimana kita ketahui, dalam beberapa tahun terakhir banyak para teroris berkeliaran untuk “menjajakan” kekerasan dalam berhubungan dengan kalangan lain bangsa kita. Dalam wawancara itu, pertama-tama penulis mengungkapkan dua buah pendekatan yang diambil orang dalam hubungan dengan Islam. Ada yang mengutamakan pendekatan “budaya Islam”, sehingga menjadi tumbuh sebagai jalan hidup yang semakin lama semakin dihayati dan diamalkan orang. Pendekatan budaya ini menerangkan mengapa halal-bihalal, haul, ziarah kubur gerakan Islam dan para ulama memiliki peran yang positif, namun semua itu memerlukan dukungan gerakan Islam yang dewasa.

Petani Rimbo Bujang dalam Sergapan Tengkulak

Memprihatinkan. Barangkali demikianlah kiranya kondisi para petani karet dan kelapa sawit di Rimbo Bujang Kabupaten Tebo - Jambi pada hari ini. Tanpa adanya pengawalan dari Pemerintah Daerah pada dinas terkait dan atau BUMN mereka harus head to head menghadapi hegemoni tengkulak.   Ironisnya, hal ini bukan saja berlangsung baru hari ini saja, namun telah berjalan puluhan tahun. Dalam hal ini tepatnya sepeninggal PTP Nusantara VI di wilayah yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat ini.  Dalam perspektif kesejarahan, entitas petani Perkebunan Inti Rakyat (PIR) di Provinsi Jambi merupakan kaum transmigran yang semenjak tahun 1975 didatangkan dari pelbagai daerah di pulau Jawa. Program transmigrasi di Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Tebo, merupakan proyek perluasan hutan produksi nasional yang difasilitasipihak ketiga, yaitu Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP) Nusantara VI.