Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2022

Penginyongan, Apa Itu?!

Panginyongan , berasal dari kata inyong . Artinya, saya. Tafsir dari diksi ini, bertebaran. Mulai teori induk filologis, maupun teori varian. Konsep ini masuk pada kajian distingsi lokalitas di kawasan eks-Karesidenan Banyumas, Tegal, Pekalongan dan juga, sebahagian eks-Karesidenan Kedu. Antropologis? Ya.  Konsep panginyongan tumbuh dari nilai lokalitas masyarakat Banyumasan. Dialektika terkait nilai yang bertumpu pada kearifan lokal ini diharapkan mampu memberikan penegasan tentang identitas, keilmuan dan kontribusi pada peradaban dunia.  Sikap cablaka dan blakasuta diyakini mampu diangkat sebagai model relasi sosial ke panggung dunia. Bukan justru menjadi obyek inferior di antara bangsa Jawa lainnya. Sebab, ada hasil riset, generasi muda panginyongan hari ini terkesan enggan menampilkan ciri khas endemiknya ketika berinteraksi dengan teman dari Jawa bandhek . Sikap terbuka dan apa adanya adalah karakteristik panginyongan itu sendiri.  Panginyongan merupan konsep lokalitas Banyuma

Shalawat Thibbil Qulub; Ijazah Hingga Fadhilah

Dunia telah berubah. Perubahan itu pada kenyataannya tak merubah esensi dinamikanya. Para tetua mewejang, setiap zaman ada orangnya. Dan setiap orang, mempunyai zamannya. Esoteris, namun menohok.

Industri Halal: Apa dan Bagaimana?

Labelisasi otoritas bernuansa syariah tampaknya masih menjadi kegandrungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Hal ini tentu menyiratkan beberapa kondisi sosial dan psikologis terhadap dinamika masyarakat. Media dan pendidikan dituding membawa pengaruh kepada masyarakat yang lebih memilih mencari tahu sendiri tentang segala hal yang bernuansa syariah. Tampaknya, ini gaya baru generasi post-milenial dengan limpahan arus informasi sebagai taglinenya.

Sesajen Syariah: Konsep Sesaji dalam Islam

Sesajen berasal dari kata sesaji , artinya sajian atau hidangan yang dipersembahkan. Sebagai suatu persembahan, lazimnya berupa makanan, maka niat, tatacara dan peruntukan menjadi suatu yang fundamental. Ulama mengulas permasalahan ini secara hati-hati dan terperinci. Tentu, hal ini tidak berlaku bagi kalangan penganut Wahabi Salafi yang terkenal jumud dan juhal . Dalam ajaran samawi, perintah mempersembahkan sesaji pertama kali disyari'atkan kepada para putera Nabi Adam A.S, yaitu Habil dan Qabil ( Abel and Cain ). Hal ini diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur'an. Demikian pula riwayat perintah penyembelihan Nabi Isma'il oleh Nabi Ibrahim yang lantas perintah itu diganti dengan menyembelih domba sebagai ganti korban manusia. Sesaji, bahkan qurban ( tumbal ) merupakan keniscayaan yang ditemukan di dalam agama samawi. Kunci boleh tidaknya sesajen secara garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut: Sesajian, baik berupa makanan maupun jiwa (tumbal hewan) haruslah dari bah

Ngeri, Bea Jukir di Kota Satria

Parkir. Mengulas bisnis basah ini seolah mengorek kembali bahan obrolan basi di tempat sampah. Omong kosong laten yang menjadi laporan unfaedah jika diperdengarkan pada liang telinga oknum birokrat yang turut mengais maisyah dari sektor ruang publik ini. 

Bela Kiai Sampai Mati?

Bagi pendekar Pagar Nusa, pengabdian pada Kiai dan perjuangan pesantren adalah martabat dan harga diri.  Ketua Umum Pagar Nusa, Gus Nabil bahkan pada suatu ketika pernah menginstruksikan kepada seluruh santri anggota Pagar Nusa agar rutin sowan kepada Kiai pesantren minimal setiap selapanan (40 hari).  Beliau menekankan betapa pentingnya berhubungan dengan Kiai bagi setiap santri Pagar Nusa, terlebih para pengurusnya. Maka menjadi ganjil jika para santri Pagar Nusa justru mengambil jarak dengan pesantren dan segenap aktivitasnya. 

Sedulur Tunggal Kyai

Jasadmu itu mungkin milik orang tuamu, tapi tidak ruhmu. Itu milik Gurumu, Kyaimu. Itulah mengapa kita ini bersaudara satu sama lainnya. Perjumpaan dengan Kyai, pada akhirnya mempersaudarakan kita semua. Dan persaudaraan, bukanlah sekedar kata-kata. 

Boneka Arwah (Spirit Doll) Ala Ustadz

Terkuaknya fakta para pesohor yang mengadopsi boneka arwah (Bonar) menuai tanggapan pro-kontra. Spiritual doll atau Bonar sendiri adalah boneka yang diperlakukan layaknya seorang anak batita. 

Mengapa Latihan Silat Pagar Nusa, Bukan Lainnya?

Saya gemar berkelahi, itu faktanya. Orang-orang di lingkungan masa kecilku pasti mengamini kenyataan itu. Dahulu, dahulu sekali, selama menempuh pendidikan di sekolah dasar seolah ada kredo: tiada pekan tanpa bertikai. Semua mengalir saja tanpa terbersit sedikitpun untuk berbuat onar, mengganggu kedamaian ataupun sebuah konvensi sosial bahwa berkelahi itu tidak baik. Dahulu kami tinggal di suatu kompleks perumahaan perusahaan BUMN, warganya dari berbagai etnis dari Sumatera. Bisa jadi, lingkungan memberikan dampak psikologis yang mematik naluri baku hantam itu.