Skip to main content

Posts

Kelompok Praktek Operasional Bank Syariah Kelas : EI-B

Praktek simulasi perbankan merupakan implementasi latihan layanan petugas bank kepada nasabah. Setiap kelompok dituntut untuk memerankan masing-masing gugus tugas: Kepala Bank (Branch Manager), Teller, Costumer Service dan Secuirity. Sedangkan kelompok berikutnya akan memerankan diri sebagai nasabah bank. Setiap kelompok setidaknya akan menampilkan: 1. Petugas Bank 2. Desain produk pendanaan/pembiayaan dalam bentuk brosur 3. Desain slip aplikasi setoran, transfer dan atau penarikan 4. Desain formulir pembukaan rekening 5. Buku tabungan

Kelompok Praktek Operasional Bank SyariahKelas : EI-A

Praktek simulasi perbankan merupakan implementasi latihan layanan petugas bank kepada nasabah. Setiap kelompok dituntut untuk memerankan masing-masing gugus tugas: Kepala Bank (Branch Manager), Teller, Costumer Service dan Secuirity. Sedangkan kelompok berikutnya akan memerankan diri sebagai nasabah bank. Setiap kelompok setidaknya akan menampilkan: 1. Petugas Bank 2. Desain produk pendanaan/pembiayaan dalam bentuk brosur 3. Desain slip aplikasi setoran, transfer dan atau penarikan 4. Desain formulir pembukaan rekening 5. Buku tabungan

Soal Kasus Akuntansi 001

CV. Berkah Abadi merupakan perusahaan milik Taufan Martin Hariawan yang berkantor pusat di Kota Purwokerto dan bergerak di bidang supplier, percetakan dan distributor literasi akademik. Berikut data-data posisi keuangan dan transaksi yang terjadi pada perusahaan tersebut pada bulan Maret 2015: Senin, 2 Maret 2015 Diterima pelunasan order percetakan bulan Februari dari RM Bebek Slamet sebesar Rp. 3.700.000,- Dikeluarkan biaya transportasi tim ekspedisi untuk pengantaran order percetakan ke Kecamatan Sidareja Cilacap sebesar Rp. 350.000,- Selasa, 3 Maret 2015 Dibayarkan angsuran pinjaman modal kepada Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp. 3.000.000,- Diterima uang tunai sebagai pelunasan order undangan pernikahan dari Bapak Dahlan sebesar Rp. 5.000.000,-

Islam dan Fungsi Ekonomi

Konsekuensi sistem ekonomi dunia ketika dimoderasi dengan nilai-nilai adalah sirnanya mekanisme kezaliman dan rakusisme yang selama ini menjadi semangat dunia barat guna memperdaya (baca: mengekploitasi) dunia ke tiga (baca: dunia Islam). Diakui ataupun tidak, sebagai objek pelengkap penderita, negara-negara mayoritas berpenduduk Islam hanyalah dijadikan pasar dan areal pertambangan laba bagi dunia barat. Mental inlander, krisis indetitas bangsa dan rusaknya proses penyelenggaraan negara merupakan penyebab utama bagi keberlangsungan imperialisme modern ini.

Ekonomi Islam Pra Kemerdekaan Indonesia

Pada waktu Sultan Muhammad I memerintah Usmani Turki dia seorang Khalifah yang tangguh dan bijak . Masa Pemerintahan Muhammad I adalah (1403 -1421 M). Beliau menanyakan perkembagan agama Islam kepada pedagang Gujarat (India), dari mereka Sultan mengetahui bahwa di PulauJawa ada dua kerajaan besar (Hindu) yaitu Majapahit dan Pajajaran. Diantara rakyatnya (sebagian kecil) ada yang beragam Islam namun cuma sebatas dari pedagang Gujarat yang nikah dengan penduduk pribumi di kota 2 pelabuhan. Sang Sultan kemudian mengirimi surat kepada pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, isinya meminta para Ulama yang mempunyai karomah untuk dikirim ke Pulau jawa, maka terkumpulah sembilan ulama berilmu tinggi serta mempunyai karomah. Sembilan orang itu akan dibagi menjadi tiga bagian, Jawa Timur tiga orang ulama, Jawa Tengah tiga orang ulama, Jawa Barat tigga ulama dengan masa bhakti satu abad, apabila terjadi ada yang wafat atau pindah dari Pulau Jawa harus mengadakan rapat untuk me

Revitalisasi Pondok Pesantren Terhadap Pengembangan Industri Bank Syariah

Pondok pesantren merupakan entitas khazanah keilmuan Islam yang sangat fundamental di dalam memarnai corak bersyariat di Indonesia. Dan setelah berproses selama ratusan tahun, pondok pesantren telah memiliki kematangan ilmiah berupa produk-produk hukum syariat kotemporer di dalam menjawab aneka perkembangan zaman. Dalam konteks ini adalah problem sosial yang berupa kebodohan dan kemiskinan. Namun demikian, dalam diskursus pengentasan kemiskinan pondok pesanten yang notabenenya adalah lembaga pendidikan dewasa ini terkesan belum berkontribusi secara optimal. Sementara itu, di sisi lain industri keuangan dan perbankan syariah yang tumbuh secara signifikan seolah berusaha menjawab problematika keuangan yang lebih syar'i, adil dan mensejahterakan. Namun demikian bukan berarti fenomena ini tanpa cela. Beberapa riset membuktikan bahwa industri keuangan dan perbankan syariah seakan hanya mengfungsikan warna Islam sebagai make up bisnis semata. Hal ini ditunjukkan dengan masih me'