Skip to main content

Suluk Dukuhwulung


Banyak jiwa yang terperangkap dalam jasad yang menolak tunduk pada fitrahnya. Hidup mengawang dalam selimut keresahan yang terlalu lama. Jiwa dahaga dan tak mengerti musti bagaimana. Terpenjara dalam gurun yang tak berpintu dan tak bertepian. Sendiri, hidup sekedar menanti ajal tiba. 

Pemberian tanpa proses doa, adalah karunia tak bernyawa. 

Begitu banyak jiwa yang resah. Dan mengkhawatirkan begitu banyak hal, yang entah apa. Melolong akibat luka kehidupan yang tak pernah diupayakan akan kesembuhannya. Selalu ngawang begitu sampai ajal menjemput. Jiwa dhuafa, jiwa yang fakir. Merana dirajam sang waktu dalam nasib yang tak menentu. Terseret harapan yang ia sendiri telah lupa tentang apa. 

Mereka mencari Tuhan. Sesuatu yang ada sejati, sebenarnya, tanpa perlu dicari. 

Duhai tubuh renta, kembalilah dari mana asalmu bermula. Carilah jalan itu, di sini. Sudahi ambisi yang tak berujung itu. Apakah sang waktu belum cukup mengajarimu fananya dunia ini. Keluargamu, anak-anakmu, harta benda tak seberapamu, post power syndromemu. Sudah saatnya semua diinsyafi, kau harus kembali. 

Kelana jiwamu harus bertujuan pasti. Petanya ada di sini. Di Dukuhwulung. Langkahkan kakimu, selamatkan selembar nyawamu. 

Comments

Popular posts from this blog