Skip to main content

Posts

Penugasan Online II; Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Pemikiran ekonomi Islam tidak pernah lepas dari peran sumber nilai Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits, kebijakan ekonomi yang berlaku sudah berlangsung dari masa Rasulullah saw yang dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin dan dilanjutkan pada masa-masa berikutnya. Menurut Siddiqi sejarah pemikiran ekonomi Islam berkembang selama tiga fase: Fase Dasar-dasar Ekonomi Islam (berkembang dari awal hingga abad ke-5 hijriyah). Tokoh-tokoh (fuqaha) yang ada pada masa ini adalah Zain bin Ali (memperbolehkan penjualan dengan sistem kredit), Abu Hanifah (menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi), Abu Yusuf (pemecahan masalah harga yang tidak boleh dikendalikan oleh penguasa, pemecahan masalah keuangan publik), dan Ibnu Masakawaih (pertukaran dan peranan uang). Fase Kemajuan (dimulai dari abad ke-5 hijriyah hingga abad ke-9 hijriyah). Fase ini terkenal sebagai fase yang cemerlang bagi pemikiran ekonomi Islam karena telah meninggalkan warisan intelektual yang s

Tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi I FEBI IAIN STS Jambi

Tugas ini diberikan dalam rangka pendalaman materi mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Check it out! Petunjuk jawaban: Lihat kolom komentar facebook di bawah postingan ini. Masukan jawaban anda sesuai kelas yang telah disediakan. Sebelum anda tuliskan komentar, tulis terlebih dahulu nomor urut absen anda dan nama lengkap lalu tuliskan komentar anda. Berikan kesimpulan pokok pembahasan yang anda pahami terkait video di atas tersebut. Komentar anda minimal tiga (3) paragraf pokok pikiran yang anda tangkap dari pembahasan di atas. Selamat belajar!

Petani Karet dan Belitan Kapitalisme

Kronik Tengkulak Masih ingat betul, sebagai anak dari pegawai PTP Nusantara VI perkebunan bukanlah sesuatu yang asing bagiku. Sedari cengkeh masih menjadi varietas unggulan petani kala itu, dan kelapa kopra dikalangan perkebunan pemerintah non-BUMN itu sedang memasuki masa panennya. Rimbo Bujang 1980an, siapa nyana?. Karet tumbuh dan mulai dipanen, semua mabuk dalam kegemilangan hasil buminya. Dan produksi karet Perkebunan Inti Rakyat mulai mewarnai pabrik-pabrik milik PTPN VI. Sungguh suatu euforia kejayaan ekonomi yang tertanam dalam sanubari setiap petani karet, bahkan hingga hari ini. Masyarakat merasa nyaman berbisnis dengan PTPN VI di TPH-TPH yang sengaja didirikan dengan pengolahan sederhana karet menggunakan alat industri yang disediakan pihak perusahaan. Dalam pengawalan Pak Bukit, tentara yang bertanggungjawab atas keberlangsungan perdagangan di Rimbo Bujang, semua berjalan tertib dan lancar. Saat itu, salah satu tenaga pengaman yang bekerja berseragam Hansip adalah bapakku

Catatan Seorang Kader Ansor: Ketika Ingkar kepada Ulama Menjadi Suatu Kebanggaan.

Sebuah Catatan . ..kemarin lusa ada sahabat yang dengan setengah bangga, ia menyatakan diri bukan lagi bagian dari Nahdlatul Ulama. Sementara kemarin persis ada sahabat yang setengah meledek Nahdlatul Ulama dengan sekarung anekdot-anekdot filsafat yang melangit . Nah, hari ini ada sahabat yang habis-habisan membahas Nahdlatul Ulama berputar-putar disekelilingnya tanpa keberanian untuk hinggap dan membumi, seperti lalat mengitari madu. Dan semuanya sah-sah saja, silahkan saja di zaman yang damai dan merdeka ini. Saia paham persis bahwa semua sahabat saia itu sama sekali belum pernah merasakan pahit manisnya berjuang langsung di tengah-tengah umat membawa panji-panji Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyyah . Meski saia juga paham persis bahwa para sahabat itu, entah karena awamnya atau karena 'malu'nya untuk disebut sebagai nahdliyyin dalam keseharian mengamalkan amaliyyan Ahlussunnah wal Jama'ah 'ala madzhabil arba'ah . Atau bersikap begitu karena '

Sekolah Demi Pekerjaan: Salah Kaprah Konsepsi Pendidikan.

Anak-anak di negeri ini tak sedikit yang meletihkan diri menempuh jarak beribu-ribu kilometer untuk belajar, menuntut ilmu. Sekolah maupun kuliah. Tertanam dan, mungkin, ditanamkan dalam ke dalam benak mereka bahwa tingginya tingkat pendidikan akan sebanding dengan mudahnya mencari nafkah kehidupan. Saya sederhanakan, mereka sekolah tinggi demi angan-angan untuk meraih jabatan pekerjaan yang tinggi!. Dan keyakinan yang seperti ini salah. Lalu siapa yang mula menanamkan benih cita-cita ‘ salah kaprah ’ itu? Materialisme, ya benar materialisme.

Introduction to Islamic Economics

I. Basic Concepts of Islamic Economics 1.1. Definition of Islamic Economics Islam is a religion of Kaaffah (comprehensive)). No single dimension of human life both with regard to his relationship with the creator of universe (Hablumminallah) as well as human relations (Hablumminannas) but Islam gave the rules are very complete and clear. The rules are to be realized by each individual if he wants to get that ultimate happiness (al-Falah). Along with the collapse of communism and the collapse of capitalism is facing the problems of humanity, especially in the economic field which is characterized by a global recession in the countries that embrace the capitalist system. then Islam is considered to be an alternative solution (even the only alternative-pen) for solving the problems faced by mankind. Therefore the economic studies of Islamic or Sharia sometimes also called the economy becomes a necessity for Muslims, even for the whole of humanity even to the exclusion of thei

Islam Nusantara; Menjawab Kemarahan Para Pembencinya.

Islam Nusantara sebagai suatu indetitas keberagamaan di Indonesia sedang populer akhir-akhir ini. Saya haqqul yaqin , beberapa tahun yang akan datang akan banyak ormas Islam di dunia yang berusaha mengklaim sebagai penggagasnya. Dan kita semua mengetahui dan tidak bisa menampik bahwa Nahdlatul Ulama adalah pencetus dan asal muasal konsep Islam kultural yang membumi ini.