Fatwa Ulama Wahhabi
memang serba spektakuler kontroversial, bukan cuma menimbulkan perdebatan, akan tetapi juga
memunculkan perselisihan. Bagaimana tidak, ulama saudi yang dengan gigih
mati-matian disertai dengan teriakan sekuat Urat leher mensesatkan kaum
muslimin yang mengadakan Maulid Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-
sementara Pengada'an Pekan Bin Wahhab- tidak di anggapnya sebagai Kesesatan.
dan di anggapnya sebagai kebaikan yang bermaslahat dan manfa'at.
Isi Fatwa : Tanpa
pemotongan atau pemenggalan.
سئل
الشيخ العثيمين رحمة الله تعالى عن الفرق بين ما يسمى بأسبوع الشيخ محمد بن عبد
الوهاب رحمة الله والاحتفال بالمولد النبوي حيث ينكرعلى من فعل الثاني دون الأول
:فأجاب
الفرق
بينهما حسب علمنا من وجهين
الأول:
إن أسبوع محمد بن عبد الوهاب رحمة الله تعالى لم يتخذ تقربا إلى الله عز وجل،
وإنما يقصد به إزالة الشبهة في نفوس بعض الناس في هذا الرجل ويبين ما من الله به
على المسلمين على يد هذا الرجل.
الثاني:
أسبوع الشيخ محمد بن عبد الوهاب رحمة الله لا يتكرر ويعود كما تعود الأعياد بل هو
أمر بين للناس وكتب فيه ما كتب وتبين في حق هدا الرجل ما لم يكن معروفا من قبل
لكثير من الناس ثم انتهى أمره
من
كتاب فتاوى العقيدة للشيخ محمد بن صالح بن عثيمين
Syaikh Muhammad bin
Shalih Al ‘Utsaimin pernah ditanya tentang apa perbedaan antara
“Pekan Memorial Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rahimahullah” dengan “Perayaan
Maulid Nabi”. Mengapa Maulid Nabi diingkari namun acara tersebut tidak
diingkari?
Dia menjawab:
Menurut hemat saya,
perbedaannya dilihat dari dua sisi:
Pertama, “Pekan
Memorial Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab” tidak dianggap
sebagai suatu bentuk taqarrub kepada Allah Azza Wa Jalla. Acara ini diadakan
dalam rangka meluruskan info-info yang rancu mengenai pribadi beliau. Juga
menjelaskan tentang nikmat yang Allah berikan kepada kaum muslimin melalui
tangan beliau (yaitu jasa-jasanya).
Kedua, “Pekan Memorial
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab” tidak diadakan secara
rutin dan sebagaimana rutinnya hari raya. Isi dari kegiatan ini adalah
memberikan menjelaskan dan merilis tulisan-tulisan beliau kepada masyarakat
serta menerangkan tentang pribadi beliau. Karena penjelasan tentang hal ini
banyak belum diketahui banyak orang. Hanya sebatas itu lah kegiatannya.
Sumber: Majmu’ Fatawa
Al Aqidah Li Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin .
Penjelasan berikut
Kritikan sekaligus Pertanya'an:
1. Perbeda'an dan
Persama'an
pekan Bin wahhab Tidak
di isi dengan membaca Shalawat, membaca Al-qur'an, Dzikir bersama, dan
pengajian Akbar. Melainkan di isi dengan Sirah-sirah perjalanan Muhammad bin
abdul wahhab semenjak pergolakan yang di anggapnya sebagai pejuangan dalam
memurnikan Tauhid, dan memerangi Kaum muslimin yang di anggapnya telah Musyrik
dan Ahli bid'ah/ sesat. Sementara Maulid Nabi
di isi dengan Membaca Shalawat, Tilawah Al-qur'an, dzikir bersama, dan
Pengajian akbar untuk menjelaskan kepada Ummat tentang sejarah perjalanan
Nabi-nya Muhammad -Shallalhu alaihi wa
sallam- Perjuangan nya dalam mengislamkan Orang Kafir, dan Bukan mengkafirkan
orang Islam. Agar senantiasa diingat, dikenang, dan di contoh. Karena yang di
syi'arkan adalah sejarah Nabi sebagai Utusan Allah sudah tentu ini mempunyai
Nilai Ibadah, sebagai suatu bentuk taqarrub kepada Allah Azza Wa Jalla.
B : Persama'an nya
:
adalah sama-sama
membuat sebuah perkumpulan mengumpulkan Manusia dalam sebuah tempat, yang isi
nya adalah sama-sama Mengenang dan menjelaskan perjalanan Tokoh, yang satu
menjelaskan sirah peralajalan Tokoh Wahhabi yaitu Muhammad Bin adbul wahhab.
dalam rangka meluruskan info-info yang rancu mengenai pribadi beliau . Juga
menjelaskan tentang nikmat yang Allah berikan kepada kaum wahhabi melalui
tangan beliau (yaitu Bin abdul wahhab). Sementara yang satu nya menjelaskan
sirah perjalanan Tokoh kaum muslimin Yaitu sang pembawa Risalah Junjungan Nabi
Agung Muhammad -Shallahu alaihi wa sallam- dalam rangka meluruskan info-info
yang rancu mengenai pribadi sang Nabi, Juga menjelaskan tentang nikmat yang
Allah berikan kepada kaum muslimin melalui tangan beliau (Yaitu sang Baginda
Nabi Muhammad -shalllahu alaihi wa sallam-)
* Pekan Muhammad Bin
Abdul wahhab Bukan ibadah, sedang Maulid di anggapnya sebagai Ibadah*
Sudah tentu, Namun jika
isi acara dalam pekan Bin Wahhab di isi Oleh do'a-do'a Maka Do'a do'a inilah
yang mempunyai Nilai Ibadah, Hal yang Sama Dengan Maulid Nabi, berMaulid nya
bukan merupakan Ibadah, Namun manakala di dalam Maulid tersebut berisi
Pembaca'an Shalawat kepada Junjungan Nabi, membacakan sejarah kehidupan dan
perjuangan nya, memberikan Pengajian Akbar yang bermanfa'at kepada ummat
sebagai Sarana dakwah, menjamu mereka dengan segala penghormatan sebagai bentuk
sedekah, maka inilah yang mempunyai Nilai Ibadah.
Pertanya'an :
Kenapa memperingati
pekan Bin wahhab Itu Boleh? Sementara memperingati
sejarah Hari kelahiran Nabi dan bergembira ke atas nya di anggap perbuatan
sesat ?!
catatan : Yang di
pertanyakan Bukan Ibadah di dalam nya, melainkan memperingati tokoh nya.
- Memperingati tokoh Wahhabi adalah Boleh bahkan itu mengandung kebaikan.
- Memeringati Tokoh islam, yaitu Nabi-nya Ummat islam Muhammad -shallahu alaihi Wa sallam- adalah haram dan di anggapnya sesat.
Silahkan Orang wahhabi
yang mempunyai kewajiban menjawab persoalan ini. Selamat bermaulid Wahhab wahai ummat wahabi!
-wallahu al-musta'an-
Sumber:
Dari berbagai sumber, dengan Majmu’ Fatawa Al Aqidah Li Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin sebagai primer pembandingnya;
Comments
Post a Comment
Bijaklah dalam berkomentar di bawah ini.