Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2021

Melacak Positioning Ekonomi Islam dalam Sistem Ekonomi Mainstream

Ekonomi Islam, tentu, ex officio dengan standar baku pedoman hukum Islam (fikih) itu sendiri. Bermula dari nilai menuju paradigma. Dari gugusan paradigma mengerucut pada metodologi, lalu disiplin ilmu pengetahuan yang mandiri.  Dan selalu "pendatang baru" dalam blantika keilmuan akademika modern, tentu, ekonomi Islam memiliki segmen tersendiri. Selain, di sisi lain, berpijak pada adigium bahwa ekonomi Islam bukanlah "Islam" itu sendiri yang absolut. 

Akuntansi Syariah: Aspek Sejarah, Tokoh dan Perkembangannya

Banyak anggapan sumir bahwa ilmu akuntansi itu pertama kali muncul sebagai pengetahuan bermula dari daratan Eropa. Jelas anggapan itu tidak benar. Dalam hal ini, tentu kita tidak bisa melepaskan diri dari aspek kronik kesejarahan. Akademisi barat, ironinya, tidak pernah berbicara lebih jauh tentang aspek kesejarahan ilmu akuntansi sebagai akar keilmuan yang mereka kembangkan dan menjadi hegemoni hari ini, merupakan hasil jarahan pengetahuan dari perang salib. Padahal, saat dunia Islam di Timur Tengah semenjak masa nubuwwah Nabi Muhammad SAW sebagai titik mula keilmuan modern muncul, daratan Eropa masih diselimuti kebodohan dan kehidupan yang bar-barian ( Dark Age ). Lagi-lagi, konstelasi keilmuan ini justru diperburuk oleh akademisi Muslim yang malas meneliti, dan seenak perutnya membebek pendapat barat sebagai sumber dari berbagai jenis keilmuan modern.

Ekonomi Syariah: Definisi, Prinsip, Tujuan dan Ruang Lingkup

Meminjamkan istilah barat, ekonomi dipahami sebagai usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka, dalam tradisi Arabia, ekonomi Islam atau ekonomi syariah dikenal dengan istilah iqtishaad atau muamalah. Iqtishaad sendiri berasal dari kata qashada , artinya maksud atau leksikalnya kebutuhan. Jadi iqtishaad adalah ilmu pengetahuan terkait upaya untuk mendapatkan maksud-maksud kebutuhan manusia sesuai tuntunan ajaran agama Islam. 

Nusyuz: Ketika Istri Durhaka, Suami Harus Bagaimana?

Bahtera rumah tangga idealnya menjadi syurga bagi para penghuninya. Bukan hanya bagi suami, istri dan anak-anaknya. Namun juga bagi mertua, kolega dan tetangga. Namun apalah daya, kerap sekali harapan tak sesuai dengan kenyataan. Tak jarang disaksikan, keluarga justru bernuansa neraka. Faktor ekonomi, nafkah batin, kehadiran PIL atau WIL, ego sektoral hingga watak bawaan menjadi sesuatu yang muncul kemudian dan membawa bencana.   Dalam ulasan ini, dibahas tentang nusyuz , yaitu durhakanya istri terhadap suaminya. Derajat kedurhakaan di sini telah mencapai batasan yang tidak bisa lagi ditoleransi oleh syariat Islam. Apakah itu? Bagaimana sang suami harus menyikapinya? Silahkan baca artikel ini dengan sabar dan seksama.  وقوله تعالى : واعلموا أنما أموالكم وأولادكم فتنة Allah SWT berfirman bahwasanya umat Islam harus mengetahui sesungguhnya harta-harta dan anak-anak mereka adalah ujian. Maksud ujian di sini adalah apakah kepemilikannya atas harta dan keluarga akan menambah ket

Menggugat Nalar Ekonomi Islam di Indonesia

Tulisan ini ada baiknya dimulai dari pangkal pemikiran ekonomi Islam itu muncul. Bahwa ide ekonomi Islam itu seiring dengan tabligh ajaran Islam pada 571 Masehi, maka itu benar.  Sederhananya, ekonomi Islam adalah suatu ketentuan bagi umat Islam di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik lahir maupun batin. Locusnya begitu. Hal ini, berikutnya, tentu menimbulkan pengembangan konsep pemikiran sesuai problematika kapan dan dimana umat Islam itu hidup mengamalkan ajaran agamanya.  Dalam perspektif rumusan penulis, ekonomi Islam lebih merupakan dogma tentang ketentuan bagi umat Islam di dalam memenuhi kebutuhan yang berangkat dari iman, sesuai hukum syariat dan berorientasi pada keselamatan akhirat. 

Menggugah Ghirah Nahdliyyin di Kecamatan Kembaran Banyumas

Sebagaimana banyak daerah lainnya, basis keagamaan masyarakat kecamatan Kembaran adalah Nahdliyyin. Jika kemudian berwarna, itu setelah berlangsung sejumlah dinamika. Itu terjadi tidak lepas dari pengaruh pemahaman non-Aswaja yang diikuti derajat pendidikan, kepentingan politik dan status sosial tokoh pembawanya. Beberapa pergeseran asasi tersebut pada gilirannya sangat menarik untuk dicermati, khususnya bagi setiap pegiat Nahdlatul Ulama.