Menggala Wirasaba |
Gelar Wukir Jaladri adalah formasi pasukan yang bentuknya seperti gunung ditengah lautan (wukir = gunung, jaladri = lautan). Gelar ini biasanya digunakan untuk bertahan dari gempuran musuh. Bermakna Gunung di tengah laut. Kendaraan besar dan gajah akan ditempatkan di tengah sebagai gunung atau batu karang, dengan Panglima berkedudukan di tengah-tengahnya sebagai pusat komando, sedangkan para Senapati dan prajurit melingkarinya sebagai gelombang dan airnya.
Gelar Gelatik/Emprit Neba adalah
strategi perang dengan bentuk formasi seperti burung gelatik dalam jumlah
banyak yang bersama sama turun dari udara (neba= turun dari udara dalam keadaan
terbang),atau burung gelatik yg secara bersama-sama datang ke sawah utk mencari
makan padi, pada umumnya melayang turun bersama-sama. Tentu saja burung gelatik
tsb mamakan padi semaunya sendiri tanpa aturan maka rusaklah tanaman padi yang
diibaratkan sebagai musuh. Gelar ini biasanya dilakukan oleh Senopati Agung atau sepasukan prajurit yg sudah putus asa, mungkin krn sudah terjepit tapi pantang
menyerah.
Jaladri Pasang atau Samudra Rob adalah
strategi perang yang mengibaratkan samudera yang sedang pasang airnya, dimana
gerak-gerik pasukan diibaratkan air laut pasang atau ombak yang mematikan. Ombak
air laut akan bergerak naik tanpa adanya suatu aturan tertentu. Formasi ini juga
digunakan apabila sudah terjadi keputus-asaan dalam pasukan tersebut. Pasukan
tersebut mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk memenangkan pertempuran
oleh karenanya dengan gelar ini mereka berharap dapat membuat kerugian sebesar
besarnya dipihak musuh meskipun pasukannya sendiri tidak akan menang.
Mowor Sambu dan Dom Sumuruping Banyu oleh
sebagian orang tidak digolongkan dalam gelar perang tetapi hanya bagian dari
strategi perang. Dalam Gelar Wowor Sambu, sepasukan
prajurit , sebagian atau bahkan seorang prajurit bertugas menyerang musuh dari
belakang atau dari dalam dengan cara menyamar sbg prajurit musuh atau dalam
bentuk lain. Hal ini pernah dilakukan prajurit Mataram pada masa Sultan Agung
menyerang Kompeni Belanda/ VOC di Batavia tahun 1629, dengan memasukkan
prajuritnya ke dlm benteng VOC sbg pedagang sayur sejumlah 40 prajurit, yg
kemudian bertugas menyerang musuh dari belakang, sementara prajurit Mataram yg
besar jumlahnya menyerang dari depan atau luar benteng.
Sedangkan pengertian Dom Sumuruping Banyu
adalah memasukkan sedikit orang ke daerah musuh utk memata-matai kekuatan
musuh, hal ini sama dengan Wowor Sambu apabila dengan prajurit yg relatif
sedikit yg ditugaskan khusus hanya utk memata-matai musuh. Makarabihwa adalah
cara untuk mengalahkan musuh dengan tidak berperang. Mengalahkan musuh dari
dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan kekuatan pengaruh. Praktik merusak
kekuatan musuh dari dalam agar merasa kalah sebelum berperang Katrabihwa adalah
posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang ditempatkan di atas, biasanya
dengan menggunakan senjata panah, dan prajurit yang di bawah, biasanya
menggunakan tombak dan berkuda Lisangbihwa Sebelum perang dimulai, Panglima
Perang atau Hulu Jurit mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit
berteguh hati menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk
meSinghabihwa adalah strategi untuk mengalahkan pertahanan musuh dengan cara
menyusup. Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang, terdiri
atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh. Musuh terpengaruh
oleh strategi yang kita lancarkan sehingga pada tahap ini musuh hancur oleh
pikirannya sendiri. Waktunya sangat lama.ngalahkan musuh walaupun kekuatan
lebih kecil.
Garudabihwa adalah strategi dengan memusatkan
kekuatan pasukan pada posisi yang tersebar di beberapa titik penting yang telah
ditentukan untuk pertempuran. Kekuatan di setiap titik jumlahnya 20 orang.
Dengan simbol-simbol khusus, prajurit yang tersebar itu akan menyerang secara
berbarengan dan sekaligus, kemudian menyebar kembali untuk mempersiapkan
penyerangan berikutnya.
Cakrabihwa adalah strategi dengan menyusupkan
beberapa orang prajurit ke benteng pertahanan musuh dengan cara rahasia dengan
tujuan utama untuk menyusupkan persenjataan yang kelak akan digunakan oleh
pasukan saat bertempur. Mereka harus prajurit yang sangat terlatih dan
mengetahui medan, serta mengetahui cara-cara penyusupan.
Sucimuka adalah strategi pembersihan musuh setelah
perang usai sebab biasanya masih ada musuh yang berdiam di persembunyian. Para
prajurit harus mengetahui daerah-daerah yang pantas digunakan sebagai tempat
berlindung dan menjadi persembunyian musuh yang sudah tercerai-berai. Prajurit
harus mengetahui jalan-jalan yang dijadikan tempat untuk meloloskan diri.
Pembersihan ini sangat penting agar musuh tidak menghimpun kekuatannya kembali.
Brajapanjara adalah strategi untuk mendidik beberapa
orang musuh agar bekerja untuk pihak kita. Setelah dianggap tidak membahayakan,
mereka dilepas kembali ke daerahnya untuk dijadikan mata-mata. Orang itulah
yang akan mengirimkan informasi mengenai kekuatan musuh, seperti jenis dan
jumlah senjata yang mereka miliki, dan strategi perang apa yang akan digunakan.
Harus sangat hati-hati saat mendidiknya
Asumaliput adalah strategi yang mengharuskan setiap
prajurit untuk mengetahui tempat berlindung atau bersembunyi serta tidak akan
diketahui musuh, seperti di dalam gua, tetapi harus pandai melihat situasi.
Gagaksangkur adalah strategi berperang ketika prajurit
berada di daerah yang lebih tinggi, sedangkan musuh berada di bawah. Cara
mengalahkan musuh dari atas, seperti cara meloncat atau menghadang.
Luwakmaturut adalah gerakan untuk memburu musuh yang
kabur dari lapangan pertempuran. Prajurit harus tahu cara pengejaran yang
paling cepat di berbagai medan yang berbeda. Pengejaran musuh harus sampai di
tempat persembunyiannya, apakah di air, atau yang lari ke dalam hutan.
Kudangsumeka adalah cara berperang dengan menggunakan
pedang yang lebih kecil. Bila menyusup ke daerah musuh, prajurit harus
mengetahui cara-cara menyembunyikan pedang atau senjata agar tidak diketahui
musuh.
Babahbuhaya adalah cara menghimpun kekuatan prajurit
pada saat pasukan tertekan dan terjepit musuh, seperti cara atau upaya memulihkan
mental, semangat, dan kekuatan prajurit. Dilatihkan ke mana harus berlari, jangan
sampai berlari ke daerah kekuatan musuh. Cara bagaimana bila saat berlari ada
musuh di depan, atau musuh yang terus mengejar, serta cara bagaimana memilih
tempat perlindungan. Bila terlihat aman, prajurit merundingkan upaya
penyelamatan dan merencanakan penyerangan balik.
Ngalinggamanik adalah prajurit yang sudah terlatih
dipersenjatai dengan senjata rahasia, atau senjata keramat kerajaan, seperti
tombak. Prajurit dilatih untuk mengendalikan senjata keramat itu, bila tidak,
bisa-bisa prajurit itu yang terpental atau pingsan.
Lemahmrewasa adalah cara berperang di
hutan belantara atau di tempat-tempat yang rimbun, terutama ketika pasukan
dalam keadaan terdesak dengan senjata pasukan yang sudah tidak mampu melayani
kekuatan persenjataan musuh. Semua potensi yang bisa digunakan sebagai senjata
dimanfaatkan, seperti batu atau batang pohon.
Pakeprajurit. Sering kali raja menitahkan untuk tidak
berperang. Prajurit terpilih, yaitu prajurit yang sudah terlatih untuk
berunding, mengadakan perundingan-perindingan sehingga musuh dapat dikalahkan
tanpa berperang. Namun, Panglima Perang/Sang Hulu Jurit, sesungguhnya
menghendaki kemenangan dengan cara berperang.
Tapaksawetrik
adalah cara-cara berperang di air. Bagaimana cara mengelabui musuh agar tidak
mengetahui pergerakan prajurit, serta cara-cara menggunakan senjata di air,
seperti di sungai. Prajurit harus terlatih untuk mendekati musuh melalui
jalan air.
Sumber: Dioleh dari berbagai sumber.
Comments
Post a Comment
Bijaklah dalam berkomentar di bawah ini.