Peta kajian Islam Nusantara di bidang pengembangan kitab yang saling sambung menyambung dan membentuk gugusan fiqh madzhab Syafi'i di Nusantara secara ringkas bisa dipetakan sebagai berikut: Sirath al-Mustaqim nya Syekh Nuruddin Arraniri yang berbahasa Melayu klasik, lalu dilanjutkan dengan Mir-at At-Thullabnya Syekh Abdurrauf As-Singkili dengan bahasa yang sama, kemudian dikembangkan oleh Syekh Faqih Jalaluddin Al-Asyi dengan Umdat al-Ahkam. Generasi berikutnya, Syekh Arsyad Al-Banjari, melengkapinya dengan Sabil al-Muhtadin, kemudian prakarsa ini dilanjutkan oleh Syekh Dawud Fatthani dengan Sullamul Mubtadi' yang berbahasa Melayu. Kemudian tumbuh kajian serupa yang diprakarsai ulama Jawa: Syekh Nawawi al-Bantani dengan Nihayatuz Zain yang berbahasa Arab, dan Syekh Sholeh Darat dengan Majmuah As-Syariah yang berbahasa Jawa, serta Syekh Mukhtar bin Atharid Al-Bughury melalui Kifayat al-Mubtadiin yang berbahasa Sunda, dan seterusnya. Jika dikembangkan lagi ini san...