Semua terhenyak, tentu. Di tengah-tengah peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Di tengah gelombang besar pandemi Covid-19. Di tengah akar rumput rakyat dan ummat menanggulangi bahaya kudeta merangkak Hizbut Tahrir, justru kabar memalukan dan memilukan datang dari bumi Laskar Pelangi. Bagaimana tidak, selevel Kepala Dinas Pendidikan, M. Soleh dalam dua hari merilis dua surat yang kontroversial. Jika pada tanggal 30 September 2020 ia memerintahkan selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung kepada seluruh peserta didik di bawah tanggungjawabnya guna membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya propagandais Hizbut Tahrir, Felix Siaw. Maka, sehari kemudian setelah surat ini viral di media sosial, pada tanggal 1 Oktober 2020 ia menganulir perintah tersebut. Tentu, ia lakukan semua itu sembari tersipu malu lantaran ketahuan publik.
Perilaku hit and run seperti ini sebenarnya lazim dilakukan oleh kebanyakan kader-kader HTI. Strategi propaganda seperti ini bukan hanya dilakukan oleh syabab-syabab HTI kelas kroco, namun juga dilakukan oleh petinggi sekaliber Ismail Yusanto. Kita tahu, pasca disoroti publik, juru bicara HTI ini beberapa kesempatan lebih memilih menyematkan diri sebagai budayawan, akademisi dan lainnya sebagai siasat politik indetitas. Asal jangan muncul jubir HTI, jelas ini kilahnya.
Comments
Post a Comment
Bijaklah dalam berkomentar di bawah ini.