Diskursus tentang uang memang tiada habisnya. Maksud tiada habis di sini, bukan berarti tak berujung. Tapi justru lebih dikarenakan terus saling silih bergantinya orang-orang yang mempelajari eksistensinya di jagad ini.
Sebagai praktisi pendidikan dan pemerhati Ekonomi Islam atau Al-Iqtishaad tentu hal ini bagi saya pribadi kemudian menjadi tantangan tersendiri. Hal ini terungkap dari diskusi panel yang diselenggarakan oleh BEMP EI STAIN Purwokerto belum lama ini di Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh.
Istilah purba untuk uang pertama kali dikenalkan Allah SWT di dalam kitab suci Al-Qur'an dengan sebutan wariq, yaitu sebutan uang yang digunakan oleh para ashabul kahfi. Lebih lanjut Al-Qur'an menerangkan istilah-istilah seperti dinar untuk uang emas dan dirham untuk uang perak. Dalam hal ini nilai intrinsik dan nilai nominal uang disebut-sebut bersifat ekuivalen. Alhasil, uang dalam bentuk ini dipandang oleh Tuhan sendiri sebagai suatu yang ideal untuk sistem perekonomian umat manusia.
Diskusi tentang uang sangatlah menarik. Terlepas apakah kita semua memilikinya ataupun tidak. Namun yang pasti uang merupakan salah satu anugerah Allah SWT bagi umat manusia untuk bisa saling merelakan perpindahan suatu kepemilikan dan menetapkan nilai sesuatu dalam sejumlah nilai baku. Terima kasih BEMP EI STAIN Purwokerto, saya bangga dengan kerja kalian!.
Comments
Post a Comment
Bijaklah dalam berkomentar di bawah ini.