Skip to main content

Sejarah Modern Pagar Nusa Provinsi Jambi


Tanpa bermaksud apa, kutuliskan semua ini hanya sekedar untuk melawan lupa. Bicara Pagar Nusa sebagai suatu komunitas pencak silat di Provinsi Jambi adalah monolog tentang keprihatinan sekaligus harapan tentang masa depan dakwah Nahdlatul Ulama di tanah ini. Juga bicara tentang warisan keilmuan dan semangat juang. Dan seseorang harus ada yang memulainya. Dan di sini, aku merasa terpanggil.

Secara komunal, Pagar Nusa masuk ke wilayah Jambi melalui para transmigran yang bermukim bermukim sesuai basis-basis transmigrasi. Mereka datang dari seantero tanah Jawa. Dan beberapa dari mereka adalah alumnus pondok pesantren. Di sinilah babak baru dunia persilatan hijau itu dimulai. Namun patut dicatat, keberadaan mereka masih bersifat sporadis berupa kelompok-kelompok latihan yang tidak terkoneksi antara satu dengan yang lainnya. Alirannya pun beragam. Dalam pengamatanku, ada yang berlatarbelakang cimande, Gasmi, al-hikmah dan lainnya. Dan sebagian lainnya murni Pagar Nusa.


Di beberapa kabupaten semacam Tebo, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun dan Merangin kelompok-kelompok latihan Pagar Nusa tumbuh subur. Semuanya digerakkan dari kalangan santri. Beberapa berhasil membentuk kepengurusan cabang dan berusaha mengembangkan jaringan latihan. Namun hal ini bukanlah perkara mudah. Sebagian padepokan masih berpegang teguh pada egosentris aliran dan patronase guru, ini problem tersendiri di akar rumput. Hal ini pertama kali yang kuanggap masalah yang harus kujernihkan dan ditata sedemikian rupa sesuai standar keorganisasian Pagar Nusa.

Memulai Kiprah di Madrasah Al-Ansor
Padepokan Kasang
Padepokan Talang Duku
Terbentuknya Pimpinan Wilayah Provinsi Jambi

Comments

Popular posts from this blog