Skip to main content

Dr. Ruchman Basori: Swadaya Nasionalisme dan Perlawanan


Ruh perjuangan selalu mengalami pasang surut. Dan guna me-recharge, maka bermajelis dengan kaum alim adalah salah satunya jalan. Tanpa itu, jiwa seseorang akan diliputi kecongkakan, takabur dan sifat jumawa. Kalian masih ingat hikayat kecerobohan yang membingungkan masyarakat oleh Sugi, Somad dan Cak Nun, bukan? Maka mengajilah yang jelas-jelas saja sumber keilmuannya.

Ada quote menarik pada kajian senja tadi. Redaksi sanadnya muttasil dari Gus Dr. Ruchman Basori sendiri. Kejadiannya saat beliau sedang sowan Ndara Habib Luthfi bin Yahya. Saat itu beliau, Gus Ruchman bertanya kepada Ndara Habib tentang cara mensikapi para tokoh NU kultural ataupun struktural baik mereka itu bergelar Kiai, Ustadz, Gus, Lora, Ajengan, Doktor ataupun Professor sekalipun yang dalam perilaku baik verbal maupun non verbal. Baik melalui rekaman lisan ataupun tulisan media sosial yang gemar menghujat dan atau mecaci maki PBNU dan banom-banomnya baik secara kelembagaan ataupun individunya tanpa upaya tabayyun apalagi membabi buta. 

Jawab beliau Ndara Habib begini:
"Tidak ada NU Garis Miring, tidak ada NU GL, NU Hasyim Asy'ari, NU Said Agil. NU ya NU yang dikomando PBNU. Jika ada ulama, tokoh yang acuh tak acuh lebih-lebih menista NU, ulama atau kiai NU. Hukum mereka dengan tidak mengundang mereka sebagai pembicara dalam acara-acara keNUan apapun bentuknya hingga mereka memelas untuk itu.."

Hadirin terhenyak dan lantas mengamini. Sendhika dhawuh. Inilah zamannya telah tiba, mata-mata panah fitnah, ghibbah dan namimah sedang diarahkan oleh para pengikut setan untuk menghancurkan dan mencerai-beraikan Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Bersikap tegarlah di atas perjuangan ini. 

#2017tahunPERLAWANAN





Comments

Popular posts from this blog