Skip to main content

Posts

Definition of Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)

At the present time there are still people who do not understand what it is Ahlus Sunnah wal Jama'ah (ASWAJA) and how Ahlu Sunna wal Jama'ah (ASWAJA). If discuss in detail what and how the Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) is very long and requires a lot of time to write, because I was trying to find posts about the Ahlus Sunnah Wal Jama'ah in some Blogger site Ahlus Sunnah Wal Jama'ah and I finally found it. Definition of Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) Can be understood that the definition wa Ahl Al congregation there are two parts: the definition of general and specific definitions. * Definition Aswaja In general: one group or class that is always committed to follow the Sunnah of the Prophet. And Thoriqoh his companions in terms of beliefs, physical amaliyah (jurisprudence) and the fact (Tasawwuf and Akhlaq). * While the definition Aswaja specifically is: Those who have the inclination / direction beliefs with confidence and Maturidiyah Asya'

Tarikat dan Pesantren Mengawal Eksistensi Islam Nusantara

Oleh: K Ng H Agus Sunyoto*) Semenjak kekuatan kolonial Eropa menginjakkan kaki ke wilayah Nusantara pada awal abad ke- 16 hingga pertengahan  abad ke-20, hubungan antara penduduk pribumi muslim yang berbasis di pesantren dengan bangsa Eropa (Portugis-Belanda-Inggris) dapat dikata  nyaris tidak terjembatani. Sejarah mencatat bagaimana raja-raja muslim yang didukung guru tarikat dan ulama dari pesantren menyerang kedudukan bangsa Portugis, Belanda dan Inggris yang datang dari Eropa untuk melakukan penjajahan di Nusantara,  dan di tingkat desa, guru tarikat dan ulama dari pesantren bersama masyarakat sekitar tidak pernah berhenti melakukan perlawanan terhadap para penjajah yang mereka sebut ‘kafir’. Sejarah mencatat,  Adipati Unus penguasa Demak kedua, misal, dengan dukungan ulama Wali Songo generasi kedua  telah  menyerang bandar Malaka pada tahun 1511 Masehi, tidak sampai setahun setelah bandar itu dikuasai Portugis;  Fadhilah Khan atau Fatahillah, menantu Sunan Gunung Jati, 

Social Attitudes Nahdlatul Ulama

a. Tawassuth attitude and i'tidal Attitude to the middle of that core principles that uphold life must be fair and straight in the middle of the religious life. Nahdlatul Ulama with this basic attitude will always be a group of role models who behave and act straight and always be constructive and avoid any kind of approach tatharruf (extreme); b. attitude tasamuh Tolerant attitude towards dissent both in religious matters, especially things that are furu` or a problem khilafiyah, as well as in social and cultural issues. c. attitude tawazun Poise in berkhidmah. KHIDMAH adapt to Allah SWT, KHIDMAH to fellow human beings and the environment. Align the interests of past, present and future.

Iblis Terakhir

Realitas sudah berkata, wahabisme sudah merajalela kemana-mana. Hampir segala lini ada saja penganutnya. Wahabisme sebagai gerakan politis teologis ( zion dajjalism ) yang muncul di daerah Najd yang kini dikenal sebagai kota Riyadh, ibu kota Arab Saudi (Uni Emirate Arab). Asas gagasan wahabisme bermula dari kesuksesan penjajah Inggris memasukkan mata-matanya, Mr. Hempher, di tengah-tengah kemelut politik Arabia kala itu.  Kata Wahabi sendiri diambil dari nama pendirinya, Muhammad Ibn Abdul-Wahhab(1703-92). Laki-laki ini lahir di Najd, di sebuah dusun kecil Uyayna. Ibn Abdul-Wahhab adalah seorang propagandais yang fanatik, dan telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak lebih dari 4 pada waktu bersamaan) dan mempunyai 18 orang anak.  Sebelum menjadi seorang mubaligh, Ibn Abdul-Wahhab secara ekstensif mengadakan perjalanan untuk keperluan bisnis, pelesiran, dan memperdalam agama ke Hijaz, Mesir, Siria, Irak, Iran, dan India.

Wacana Edukasi Ekonomi Islam Butuh Terobosan

to be continued..

Reiventing Sumpah Pemuda Jilid II

Foto di atas adalah penggalan kenangan ketika aku, selaku ketua DPD KNPI Kabupaten Banyumas membacakan naskah Kongres Pemuda 1928. Lokasi lapangan SMUN 2 Purwokerto, pukul 09.00 wib.

Ma'rifat al-Nafsi

Kapan dirimu akan belajar untuk menyakini, bahwa hidup itu harus terus bergerak. Dan kapan dirimu akan mulai percaya, bahwa dirimu harus mulai meninggalkan sebagian kepercayaanmu pada dirimu sendiri. Jika dirimu telah menemukan waktunya, maka itulah makna kebijaksanaan. Tahukah dirimu, tatkala kau sedang berfikir, itu artinya pada saat itu dirimu sedang menjadi sosok yang 'berbahaya'. Tahukah dirimu, nilai dirimu itu setara dengan isi kepalamu, konten prilakumu dan derajat keyakinanmu. Apa yang telah kau lakukan, itulah dirimu. Kau dapat menjadi apapun atau siapapun. Perhatikan benar "apakah" dirimu, niscaya akan terjawab akan kesudahanmu. Lakukan beberapa kali uji diri, maka lihatlah entitas adamu. Dukuhwaluh, 26 Oktober 2014