Skip to main content

Posts

Ebeg: Sebuah Budaya Perlawanan

Adoh ratu perek watu , jauh dari raja dekat dengan batu. Kalimat tersebut kerap dipakai untuk menggambarkan eksistensi Banyumas atau wong Banyumas. Secara politik, tak pernah ada raja yang berkeraton di wilayah yang dikelilingi pegunungan ini, yang ada hanya seorang adipati. Banyumas, sebuah daerah perdikan dan negeri ”mancanegara”, baik pada masa Majapahit dan Mataram (Jawa) maupun Pajajaran (Sunda).  Banyumas berkesempatan mengembangkan budaya sendiri yang khas dan unik. Sat u unsur budaya yang lekat di masyarakat Banyumas dan masih bertahan hingga kini adalah dialek bahasa penginyongannya. Konon, ini adalah Bahasa Jawa murni atau bahasa Jawadwipa. Banyumas juga kaya akan kesenian khas, seperti ebeg,  cowongan , lengger, genjringan, ujungan, udhun-udhunan, begalan, memedi sawah, dan kentongan. Seni-seni tersebut agak berbeda dengan seni budaya yang berkembang di tempat lain. Maka Wong Banyumas tidak terlalu memuja kasta. Egaliter, kesederajatan, blakasuta, menjadi pola hidu

LPNU: Gerakan Ekonomi Nahdlatul Ulama

Salah satu amanat khitt h ah yang termaktub dalam statue Nahdlatul Ulama fatsal 3 berbunyi: “ Mendirikan badan-badan oentoek memadjoekan oeroesan pertanian, perniagaan dan peroesahaan, jang tiada dilarang oleh sjara ”, maka ini merupakan amanat tegas bahwa salah satu misi NU adalah mewujudkan kesejahteraan bagi warganya, khususnya mereka yang berada di pedesaan. Nahdlatul Ulama sendiri adalah organisasi massa Islam yang menjadi muara bagi tiga arus besar gerakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah pra kemerdekaan Indonesia. Kristalisasi gerakan ini ditandai dengan berdirinya Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Lalu dua tahun kemudian didirikan Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran) pada tahun 1918. Dan pada tahun 1918 didirikan Nahdlatut Tujjar sebagai momentum gerakan kemandirian ekonomi ummat . Maka baru pada tahun 2015 berdiri Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama !. B aru pada 2004 Masehi atau pada 1425 Hijriyah , diselenggarak

Tanpa Tiga Hal ini, Dosen Hanya Akan Membusuk di Kampus

Workshop Jurnal Internasional Kelas Khusus Fighter yang diselenggarakan LP2M UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi hari ini di Auditorium Rumah Kito Hotel. Sekedar kabar saja sih ☺. Entah yang lainnya, namun bagi diriku sendiri memang telah bertekad bulat untuk bekerja (ingat, bekerja. Bukan dikerjai) semenjak memutuskan mendaftar sebagai Aparatur Sipil Negara. Dan dengan segala resikonya, tentunya. Bekerja secara bersih dan profesional demi kemanfaatan ilmuku, keluarga dan kemaslahatan masyarakat Indonesia.

Gawat! ׀ Beberapa Sekolah di Kota Jambi Haramkan Upacara dan Hormat Bendera

Gambar ilustrasi: Bagaimana pengaruh pemahaman teks agama yang minim terkait isbal oleh pendidik sangat berpengaruh terhadap para peserta didik. Sumber: Twitter Denny Siregar . Kabar tak mengenakkan kembali terdengar dari dunia pendidikan dalam lingkungan Dinas Pendidikan Kota Jambi. Sebagaimana berita yang dilangsir situs www.beritadaerah.com  sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Arman dihadapan sejumlah awak media pada Kamis, 17 Desember 2017 silam. Dalam keterangannya Arman menuturkan bahwa benar terdapat beberapa sekolah yang terang-terangan menolak melaksanakan upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya karena alasan keyakinan yang mereka anut melarang untuk itu. " Haram hormat kepada bendera merah putih. Boleh hormat hanya kepada Allah SWT " Tutur pengelola sekolah sebagaimana diungkapkan Arman.

Pemaksaan Khilafah Adalah Pemerkosaan Syariat

Khilafah itu bukan sistem pemerintahan Islam yang harus diperjuangkan oleh umat Islam. Karena sejatinya Islam tidak menentukan apalagi mewajibkan suatu bentuk negara dan sistem pemerintahan tertentu bagi para pemeluknya. Umat diberi kewenangan sendiri untuk mengatur dan merancang sistem pemerintahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan zaman dan tempat. Yang terpenting suatu pemerintahan harus bisa melindungi dan menjamin warganya untuk mengamalkan dan menerapkan ajarankan agamanya dan menjadi tempat yang kondusif bagi kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan. Bagaimana dengan khilafah? Sebenarnya Al-Qur'an, masih menurut saya, tidak pernah menggunakan istilah "khilafah" dalam pengertian penguasa (hakim). Al-Qur'an menjelaskan bahwa manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, manusia sebagai ras dan bukan manusia tertentu serta tidak dibatasi pada penguasa atau yang dikuasai (Al-Baqarah:30) juga (Shad:26). Daud khalifah Allah di situ kapasitasnya

BUMNU: Suatu Gagasan Nahdliyyinpreneur.

Nahdlatul Ulama adalah organisasi masyarakat Islam terbesar sedunia, tiada yang menampik fakta ini. Dalam amal usahanya, setidaknya terdapat dua badan otonom (banom) yang berkiprah merambah dunia ekonomi keummatan. Pertama, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU). Kedua, Lembaga Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LazisNU).

PENGUATAN DESTINASI PEMBIAYAAN BANK SYARI’AH VIS A VIS RENTERNIR DI PASAR TRADISIONAL

Modal kerja merupakan instrumen pokok yang dibutuhkan bagi ketersedianya volume b arang-barang yang erat kaitannya dengan kebutuhan oleh konsumen (masyarakat). Modal kerja yang dimaksud merupakan sumber pembiayaan siklus operasional sehari-hari, baik yang bersifat konsumtif maupun produktif. Bagi kalangan pedagang tradisional, yang notabenenya adalah pedagang kecil, mereka pada umumnya kurang memiliki perhatian yang serius di dalam pencarian dan pengelolaan sumber dana modal kerja. Hal ini kerap sekali memaksa para pedagang tradisional dihadapkan dengan situasi dimana mereka kehabisan modal kerja. Perhatian serius terhadap modal kerja bagi para pedagang diyakini akan berpengaruh signifikan bagi peningkatan usaha perdagangan yang ditandai dengan naiknya tingkat pendapatan. Diskursus terkait ketercukupan modal kerja ( adequacy capital ) di kalangan pedagang tradisional merupakan hulu permasalahan keuangan yang berpotensi menimbulkan berbagai problematika serius bagi stabilitas pers