Skip to main content

Sejarah Desa Wiradadi Kecamatan Sokaraja | Banyumas


Desa Wiradadi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.  Desa Wiradadi terletak di sebelah barat Kecamatan Sokaraja. Yang berbatasan langsung dengan Desa Karangnanas, Desa Kalikidang dan Desa Kedung Wulung. Desa Wiradadi memiliki luas wilayah 258.950 Ha, yang terdiri dari tanah sawah, tanah tegalan, tanah pemukiman penduduk. Dan luas tanah Desa Wiradadi adalah 15.825 Ha. Tanah yang bersertifikat sejumlah 251 buah. 

Desa Wiradadi memiliki jumlah kartu keluarga sejumlah 1730 buah yang terdiri dari jumlah penduduk 5.716 jiwa, 2.894 jiwa laki – laki dan 2.822 jiwa perempuan. Dan mayoritas agama penduduk Desa Wiradadi adalah beragama islam.

Gerbang Emas Masuk ke Desa Wiradadi

Wiradadi merupakan desa yang cukup luad karena Desa Wiradadi adalah gabungan dari dua desa yang saling bertetangga yaitu Desa Gerengseng dan Desa Kaliomas. Dalam sejarahnya Desa Wiradadi merupakan gabungan kedua desa tersebut yaitu Grengseng dan Kaliomas yang memiliki nenek moyang yang sama yaitu bernama Ki Lambaole. Menurut cerita rakyat  beliau berasal dari keturunan Kerajaan Mataram, sedikit menjelaskan Kerajaan Mataram yaitu kerajaan di Jawa Tengah pada abad ke-8 Masehi sudah berdiri. Kerajaan yang bercorak Hindu Budha ini diperintah oleh dua Dinasti (wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinarti Syailendra. 

Ki Lambaole bisa berada di desa tersebut karena tersingkir pada saat berperang dan akhirnya menetap di daerah pedukuhan Gerengseng yang kemudian olehnya dibangun menjadi sebuah desa yaitu Desa Grengseng. Beliau tinggal didaerah tersebut sampai akhir hayatnya. Kemudian dikebumikan di pemakaman umum setempat. Pemakaman tersebut oleh penduduk Desa Wiradadi dianggap keramat karena beliau dianggap tokoh pendiri kedua desa yaitu Desa Gerengseng dan Desa Kaliomas. Beliau sangat dikenal baik oleh warganya, selalu menolong warganya pada saat dilanda kesulitan.

Disamping makam Ki Lambaole juga terdapat makam Dewi Pangirupsari, makam tersebut juga dianggap keramat sebab beliau membantu  Ki Lambaole dalam mendirikan Desa Gerengseng dan Desa Kaliomas tersebut. Semasa hidupya beliau selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan masyarakat semasa hidupnya. Karena itu lah setelah beliau wafat masih sangat dihormati seperti semasa beliau hidup. Kedua makam keramat tersebut (makam Ki Lambaole dan makam Dewi Penghirupsari) dinamakan Penembahan Kalisanggup yang berada di grumbul Pesuruhan wilayah Desa Wiradadi. 

Menurut cerita masyarakat, kedua desa itu disatukan dan bersepakat untuk memilih Bekel (lurah) untuk desa gabungan (Desa Gerengseng dan Desa Kaliomas) tersebut. Pemilihan lurah pun dilaksanakan dan pemilihan luruh berlangsung lancar, yang terpilih menjadi lurah bernama Wirasetra, desa gabungan (Desa Gerengseng dan Desa Kaliomas) diberi nama yang hampir mirip dengan  nama lurah yang terpilih yaitu desa Wiradadi. Yang berasal dari kata Ki Wira yang menjadi lurah.

Pada masa Ki Wirasetra sebagai lurah yang pertama, beliau membangun desa yang cukup luas dan membaginya menjadi 8 (delapan) grubul atau kopak, yaitu : 

  1. Muntang

  2. Kaliomas

  3. Kedungpingit

  4. Gerengseng Timur

  5. Gerengseng Barat

  6. Rawasalak Timur

  7. Rawasalak Barat

  8. Pesuruhan

Berikut ini merupakan daftar lurah – lurah yang pernah memimpin dan membangun Desa Wiradadi dari pertama hingga sekarang :

  1. Wirasetra (lurah pertama yang memimpin desa tersebut) 1918 - 1939

  2. Saliman 1939 - 1949

  3. Basirun 1949 - 1954

  4. Darman Atmowikarto 1985 - 1999

  5. Riyanto 1999 - 2007

  6. Tawen 2007 - 2013 

  7. Soeheri 2013 – 2019


Kontributor: Aemi Diyanti

Comments

Popular posts from this blog