Berikut
adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam Bahtsul Masail (forum
diskusi keagamaan dalam tradisi pesantren) beserta maknanya:
2.
Qoul (قول) – Pendapat dalam suatu masalah fiqih, biasanya merujuk pada
pendapat ulama dalam mazhab tertentu.
3.
Mu’tamad (معتمد) – Pendapat yang dijadikan pegangan dalam mazhab tertentu.
4.
Masyhur (مشهور) – Pendapat yang dikenal luas dan banyak diikuti oleh ulama
dalam satu mazhab.
5. Rojih (راجح) – Pendapat yang lebih kuat dibanding pendapat lainnya dalam suatu masalah fiqih.
6.
Marjuh (مرجوح) – Pendapat yang lebih lemah dibanding pendapat lainnya dalam
suatu masalah fiqih.
7.
Tashih (تصحيح) – Koreksi atau verifikasi terhadap suatu pendapat.
8.
Tarjih (ترجيح) – Proses menentukan pendapat yang lebih kuat dari beberapa
pendapat yang ada.
9.
Ta’wil (تأويل) – Penafsiran suatu teks atau dalil agar sesuai dengan maksud
tertentu.
10. Ijma' (إجماع) – Kesepakatan para
ulama dalam satu masa terhadap suatu hukum dalam Islam.
11. Qiyas (قياس) – Analogi hukum
berdasarkan kesamaan illat (sebab hukum).
12. Istihsan (استحسان) – Metode hukum yang
mempertimbangkan maslahat (kemaslahatan) walaupun berbeda dengan qiyas.
13. Maslahat Mursalah (مصلحة مرسلة)
– Kemanfaatan umum yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam dalil syar'i
tetapi diakui oleh syariat.
14. Urf (عرف) – Kebiasaan atau
adat yang berlaku dalam masyarakat yang dapat menjadi dasar hukum Islam jika
tidak bertentangan dengan syariat.
15. Mafhum Mukhalafah (مفهوم مخالفة)
– Pemahaman kebalikan dari suatu teks dalil.
16. Mafhum Muwafaqah (مفهوم موافقة)
– Pemahaman yang sejalan atau seiring dengan makna dalil.
17. Mutlaq (مطلق) – Hukum yang
bersifat umum tanpa ada batasan tertentu.
18. Muqayyad (مقيد) – Hukum yang
memiliki batasan atau syarat tertentu.
19. Nash (نص) – Dalil yang jelas
dan tegas dari Al-Qur’an atau Hadis.
20. Zahir (ظاهر) – Makna lahiriah
dari suatu teks yang masih bisa ditakwilkan.
21. Takhrij (تخريج) – Proses menelusuri
sumber hukum dan derivasi dari suatu pendapat fiqih.
22. Tahqiq (تحقيق) – Pendalaman
terhadap suatu hukum dengan mempertimbangkan dalil-dalil yang lebih sahih.
23. Istinbath (استنباط) – Penggalian hukum
dari dalil-dalil yang ada.
24. Ijtihad (اجتهاد) – Upaya
sungguh-sungguh ulama dalam menggali hukum syariat dari dalil-dalil Islam.
25. Taqlid (تقليد) – Mengikuti pendapat
ulama tanpa mengetahui dalilnya.
26. Talfiq (تلفيق) – Menggabungkan
pendapat dari beberapa mazhab dalam satu masalah.
27. Mutawatir (متواتر) – Hadis yang
diriwayatkan oleh banyak perawi di setiap tingkatannya sehingga mustahil mereka
bersepakat untuk berdusta.
28. Ahad (أحاد) – Hadis yang jumlah
perawinya tidak mencapai derajat mutawatir.
29. Hasan (حسن) – Hadis yang
derajatnya lebih rendah dari sahih tetapi tetap dapat dijadikan hujjah.
30. Dha’if (ضعيف) – Hadis yang
memiliki kelemahan dalam sanad atau matannya.
31. Mursal (مرسل) – Hadis yang
perawinya tidak menyebutkan sahabat dalam sanadnya.
32. Munqathi' (منقطع) – Hadis yang
sanadnya terputus.
33. Mawquf (موقوف) – Hadis yang hanya
sampai kepada sahabat, tidak sampai kepada Nabi ﷺ.
34. Maqthu' (مقطوع) – Hadis yang hanya
sampai kepada tabi’in.
35. Makruh (مكروه) – Perbuatan yang
jika ditinggalkan mendapatkan pahala tetapi jika dilakukan tidak berdosa.
36. Haram Li Ghairihi (حرام لغيره)
– Perkara yang dilarang bukan karena zatnya, tetapi karena faktor
eksternal.
37. Haram Li Dzatihi (حرام لذاته)
– Perkara yang dilarang karena zatnya sendiri, seperti zina dan riba.
38. Mubah (مباح) – Perbuatan yang
boleh dilakukan atau ditinggalkan tanpa ada konsekuensi pahala atau dosa.
39. Fardhu ‘Ain (فرض عين)
– Kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu Muslim.
40. Fardhu Kifayah (فرض كفاية)
– Kewajiban yang jika sudah dilakukan oleh sebagian orang, maka gugur dari yang
lain.
41. Wajib (واجب) – Perintah yang
harus dilakukan, mirip dengan fardhu tetapi lebih umum penggunaannya.
42. Sunnah Muakkadah (سنة مؤكدة)
– Sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib, seperti salat
tarawih dan azan.
43. Sunnah Ghairu Muakkadah (سنة غير مؤكدة)
– Sunnah yang dianjurkan tetapi tidak terlalu ditekankan, seperti salat rawatib
selain qabliyah dan ba’diyah Subuh.
44. Mafhum Shifat (مفهوم صفة)
– Pemahaman yang berdasarkan pada sifat dalam suatu teks dalil.
45. Mafhum Ghayah (مفهوم غاية)
– Pemahaman yang berdasarkan batas akhir suatu perintah atau larangan dalam
dalil.
46. Al-‘Am (العام) – Dalil yang
memiliki cakupan luas dan mencakup banyak hal tanpa batasan.
47. Al-Khas (الخاص) – Dalil yang
cakupannya terbatas pada sesuatu yang spesifik.
48. Nasikh (ناسخ) – Hukum dalam
syariat yang menggantikan hukum sebelumnya.
49. Mansukh (منسوخ) – Hukum yang telah
dihapus atau digantikan oleh hukum lain.
50. Syubhat (شبهة) – Keadaan yang samar
antara halal dan haram sehingga perlu kehati-hatian dalam bertindak.
51. Ushul Fiqh (أصول الفقه)
– Ilmu yang membahas kaidah-kaidah dalam menggali hukum syariat dari
dalil-dalilnya.
Semoga daftar
ini bermanfaat dalam memperdalam pemahaman dalam Bahtsul Masail dan kajian
fiqih. Jika masih memerlukan tambahan, silakan tanyakan lagi. 😊
Comments
Post a Comment
Bijaklah dalam berkomentar di bawah ini.