Skip to main content

Derajat Cita-Cita Manusia


Orang yang rendah cita-citanya tidak akan peduli kemana hawa nafsu akan menyeretnya. Sehingga ia tidak tahu, melebihi ketidaktahuan orang-orang bodoh, dan masuk ke bawah kendali kekang orang-orang yang keluar dari agama. Maka pilihlah kebaikan ataukah kebinasaan, keridhaan ataukah kemurkaan, dekat ataukah jauh, bahagia ataukah celaka, syurga Na’im ataukah neraka Jahim.

Orang-orang yang rendah cita-citanya, yakni mereka yang enggan bermujahadah atau serius mengentaskan nafsunya dari perilaku rendah. Ia tak peduli ke mana hawa nafsu menyeretnya. Ia tak akan peduli apakah Allah mendekatkannya atau justru menjauhinya. Dan, sekalipun ia tahu perintah dan laranganNya, ia tidak akan mematuhinya.

Maka, jika kita telah mengetahui bagaimana kriteria orang-orang yang luhur cita-citanya, dan orang-orang yang rendah cita-citanya. Maka kita akan dihadapkan pada salah satu dari dua pilihan: kebaikan ataukah kebinasaan; keridhaan ataukan kemurkaan; dekat kepada Allah atau jauh dariNya; bahagia ataukah celaka; syurga Na’im ataukan neraka Jahim.

Dan jika terbersit sesuatu di dalam hatimu, maka timbanglah dengan pertimbangan syari’at. Jika berupa suatu hal yang diperintahkan, maka bersegeralah melakukannya, kerena bersitan hati itu datang langsung dari Allah Sang Maha Pengasih. Jika kau khawatir terlaksananya (bukan pelaksanaannya) perintah tersebut ditempeli sifat terlarang (penyakit hati), maka tak ada dosa atasmu.

Butuhnya istighfar (permohonan ampun) kita pada istighfar yang lain, tidak mengharuskan kita meninggalkan istighfar. Dari sini. Imam As-Suhrawardi berkata: “Beramallah, meski kau khawatir ‘ujub (membanggakan diri), sembari tetap ber-istighfar”.

إعمل وإن خفت العجب مستغفرا – السّهرورديّ

Dan jika (yang terbersit dalam hatimu) itu hal yang dilarang, maka hindarilah, karena bisikan itu bersumber dari Syaithan. Jika kau berkeinginan melakukannya, maka mohonlah ampunan kepada Allah. Haditsun nafsi (obrolan hati), selama tidak diucapkan atau dilakukan (diekspresikan) dan keinginan, maka keduanya diampuni.

Comments

Popular posts from this blog